Skripsi
STUDI ETNOBOTANI PEMANFAATAN TUMBUHAN SEBAGAI BAHAN RITUAL PERTANIAN OLEH WEWENGKON ADAT KASEPUHAN CITOREK
Wewengkon adat kasepuhan Citorek merupakan salah satu komunitas adat di wilayah Lebak Banten yang masih memegang teguh dengan nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal, khususnya dalam praktik pertanian tradisional yang memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan ritual pertanian sebagai bentuk pengetahuan lokal yang di turunkan secara turun-temurun. Penelitian ini dilakukan di Wewengkon Adat kasepuhan Citorek, Lebak-Banten yang masih memegang teguh tradisi dan kearifan lokal Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang di manfaatkan dalam ritual pertanian, mengetahui makna spiritual, mengetahui makna dan manfaat serta mengetahui nilai dalam penelitian ini kepentingan budaya Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan wawancara dan studi literature dan metode kuantitatif dengan menghitung nilai kepentingan budaya (ICS). Hasil penelitian menemukan sebanyak 16 spesies dari 10 famili. Tumbuhan ini memiliki makna spiritual untuk mendinginkan lahan, menjaga kesuburan, mengatasi hama dan mengawetkan padi. Cara penggunaan terbagi menjadi 3 yaitu pra ritual, proses ritual dan pasca ritual. Tumbuhan ini memiliki potensi kandungan seperti senyawa metabolit sekunder, senyawa fitokimia, minyak atsiri dan senyawa toksisitas. Nilai kepentingan tumbuhan yang paling banyak digunkana diantaranya, Nangka (Artocarpus heterephyillus Lam), Pacing (Hellenia speciosa (J. Koenig) S.R. Dutta), Kiseel (Phonix reclinata jacq), Tereup (Artocarpus elasticus Reinw. Ex Blume), Palias (Pogonatherum paniceum (Lam.), dengan nilai ICS 20. Penelitian ini menegaskan bahwa kearifan lokal masyarakat kasepuhan citorek tidak hanya menjaga kesinambungan tradisi ritual, tetapi dapat berkontribusi dalam melestarikan keanekaragaman tumbuhan
Tidak tersedia versi lain